THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Senin, 22 Maret 2010

Luf Her so...

Aq mungkin ga sejago mimi tulis puisi..
Mungkin juga aq bukan org yg pandai mengolah kata menjadi penuh makna..
Aq cm bisa bicara apa adanya..
Bersikap apa adanya..
Mimi sanggup merubah kekakuan sifatq..G ada saat BT tow Ngelamun kl ma mimi..semua penuh tawa..semua penuh ceria..penuh warna..
Mimi yg penuh kejutan..mimi yg penuh banyolan..mimi yg seakan g pernah habis bahan wat bikin setiap orang yg bersamanya menikmati cerianya dunia..
Usia mmg g jamin kedewasaan seseorang, seringkali q d buat tercengang oleh cara pandang & berfikir mimi..lbh dewasa dari usiax..bahkan lbh dewasa dr aq..
Semakin aq mengenalx..habiskan waktu bersamax..saat susah, saat sedih, sll jadi saat2 bahagia..
Semakin q takut kehilangannya..meski aq percaya besarnya rasa yg mimi punya wat aq..smp kapanpun ketakutan mimi pergi dariq kan sll ada..mungkin rasa itu hanya akan hilang bila aq menutup mata........................................I Luf U so Much Mimi.....

Sabtu, 20 Maret 2010

Ng'Date On The RoaD.... *NgeGemBeL MoDe On.... :)) -- 200310

HuiiiFFF...


Hari yang melelahkan....
Tp cukup Surprise,,,
TerNyata PerBedaan Usia Yang Jaoh,
Gak Bikin dy MindeR waT ikuTin cara Gw...
Cara Gw yg cuek...
Yg masih pgn kumpul2...
Jalan2 Gak jelas....(Tapi bukan MaLL yeee...) kRn Gw paling gak suka Jalan Di MaLL Ge.Je


KaGa nyaNgka...
Dapat SMS... "Mau NongKrong Dikota TUa gak???"
TuMbennn Bgt GetO....
Jarang2 ada kesempatan itu...
Nongkrong Bergila n bernarsis ria di KOta Tua...
Beli eS Potong... Seru Bgt... Gw kira dy bukan tipe org yang doyan jajanan begono....
Bener2 Surprise....
Trs jalan ke senayan gak jelas...


Di Stadion..
Jalan2 di tengah pepohonan n di temani gerimis .... *India Mode On...
So Sweet Bgt....So Romantic...
FeelNya udah dapat,, di ajak kisses di situ gak mau...
Uhhhhh..................... *kecewa MOde On..


Di Lanjutin ketemu anak2 IPP di lapangan MPR, Maen BuLtang...
AwaLnya malu2....
Giliran dah maen,,,lupa waktu...hahaha...daasaR Pippiih... :D
Pulang kemaleman...
Kasian Pipih...
Maff DaH rePotin Pipih.....
But...Thanks For Today....


LuF U....

Senin, 15 Maret 2010

CinTa TeRLarang...

Jalanan sedang macet, hujan pun turun dengan derasnya. Tapi semua orang pasti tak menyadari bahwa di sana, di antara banyak mobil yang terbaris rapi dan pasrah menanti keajaiban waktu yang akan membawa mereka menuju kebebasan untuk berjalan dengan bebasnya tanpa ada gangguan sedikitpun, ataupun klakson – klakson mobil di belakang mereka yang sangat mengganggu, ada satu mobil yang sangat cemas, lebih cemas dari seorang anak ayam yang kehilangan induknya, dan sangat lebih cemas daripada menanti hasil ujian masuk sekolah ataupun universitas.
Tak akan ada orang yang mengira bahwa, di dalam mobil berwarna biru tua itu ada pengharapan yang sangat banyak dari seseorang, pengharapan yang cemas dan sedih. Tak ada yang dapat mengharap dengan secemas itu kecuali seorang perempuan berumur 26 tahun yang saat itu sedang duduk di balik kemudi mobilnya. Tangan kirinya memegang kemudi mobilnya, sementara tangannya yang lain menyangga kepalanya sembari bersandar pada pijakan di bawah kaca jendela.
Perempuan itu menghadap ke depan dengan pandangan yang sepertinya kosong tetapi sebenarnya ada sesuatu hal yang sangat dia pikirkan dan sangat ia cemaskan. Ia mengingat Oky, mengingat semuanya yang telah ia lalui bersamanya. Ia berusaha mengingat dengan keras akan semua yang telah terjadi pada mereka. Perkenalan, persahabatan, lalu.. hubungan yang lebih daripada persahabatan.
Ah, tiba – tiba ia merasa menyesal. Seandainya ia tak pernah mengenal Oky selama ini. Seandainya juga Santi, teman kuliahnya, tak pernah mengenalkannya pada Oky. Seandainya pada malam perkenalan mereka dulu, ia tak memaksakan diri untuk datang padahal ia sedang sakit flu saat itu. Seandainya, seandainya, dan seandainya. Mungkin ada lebih dari seribu kata yang berawalan seandainya, kalau ia terus menerus menyesali semua keadaan yang telah membawanya sampai saat ini. Sampai ia merasa secemas ini.
Ia terdiam lesu, lalu menghembuskan nafasnya. Diambilnya handphone kesayangannya dari saku celananya.” Krieeeet…” ia tersenyum sejenak, dasar handphone tua, saat ia membuka bagian atas handphonenya yang juga menjadi layar handphonenya, akan selalu berbunyi aneh seperti itu. Mungkin di dalamya telah banyak kandungan karat, dan ia sangat yakin kalau sebentar lagi handphone nya akan menjadi seonggok besi tua.
Ia langsung membuka bagian pesan. Lalu, membuka kotak masuk dengan cepat. Di dalamnya berderet pesan – pesan dari teman- temannya. Tapi bukan itu tujuannya, ia mencari lebih bawah lagi bagian dari kotak masuknya. Sampai ia menemukan pesan itu. Dan ia menemukannya. Pesan aneh yang berasal dari nomor yang tak dikenal. Terkirim padanya pada pukul 07.30, dan hanya berisi : “ Ri, tolong aku…datanglah ke tempatku pagi ini. Temui aku atau aku akan menyusul mamaku pagi ini.”
Ia menghela nafas panjang. Sekarang sudah jam 16.34 sore. Dan itu artinya ia telah terlambat. Terlalu terlambat untuk datang ke rumahnya dan berkata sambil membuka pintu, “ Hai, aku telah memilih untuk datang ke tempatmu. Jangan berbuat yang aneh – aneh ya…” atau “ Ky, please…aku khawatir sama kamu, jangan berbuat seperti ini. Aku tidak ingin kamu ada apa – apa.” Atau ini “ Sayang, aku cinta kamu…aku tidak ingin kehilangan kamu. Tolong jangan lakukan itu lagi sayang, aku janji tak akan pernah meninggalkanmu lagi. Dan aku akan tinggal di sini selamanya.”
Dan, oh….ia berpikir mengapa ia harus secemas ini, mengapa ia harus sekhawatir saat ini. Pesan aneh itu bukan berarti dari Oky, bisa saja pesan itu dikirim orang iseng yang suka membuat orang lain cemas, atau dari mantan- mantan pacarnya yang sampai sekarang ia tidak tahu mereka ada di mana. Tapi, ia tahu batas keisengan tak akan sampai untuk menulis pesan yang seserius itu. Intinya, hati kecilnya telah mengetahui bahwa pesan itu berasal dari Oky. Sepertinya, segala bentuk apapun pesan yang telah dikirim Oky, walaupun memakai nomor yang berbeda – beda, ia tahu bahwa pengirimnya adalah Oky. Dan betapa bodohnya ia kalau ia belum sadar bahwa ia telah benar – benar telah memahami Oky, padahal selama 8 tahun ia telah berkomitmen dengannya.
Ia sadar ia kini merasa sangat bodoh. Benar – benar bodoh. Bagaimana mungkin ia rela menukar nyawa orang yang telah dia kasihi selama 8 tahun dengan pekerjaan yang tidak penting di kantornya. Sedari pagi, tepatnya saat setelah ia mendapatkan pesan aneh itu. Ia bingung dan cemas tak karuan. Ia tahu siapa yang mengirim pesan itu, tapi pikirannya menentangnya, jadilah ia menanggap bahwa si pengirim pesan itu bukanlah Oky. Tapi hati kecilnya menghapuskan pemikiran itu, menjadikan ia berpikir bahwa pengirim pesan itu adalah Oky. Mengingatkannya bahwa Oky tengah di ujung maut. Di antara menunggu kedatangannya sebagai pahlawan penyelamat jiwa dan raga Oky, dan salah satunya lagi, menantikan gandengan tangan dari mamanya tercinta yang telah meninggal setahun yang lalu.
Dan ia tak ingin terus menerus mengingat pesan aneh itu, atau lebih tepatnya ia mengabaikannya. Padahal di kantornya ia sedang luang, tak ada pekerjaan yang penting, tak ada rapat – rapat yang menjemukan, kesimpulannya waktunya sangatlah senggang. Tapi baru kali ini ia sangat menggubris waktunya yang tidak penting. Ia menggunakannya untuk menelepon teman – temannya, saudara – saudaranya, dan suaminya.
Ya, ia telah bersuami, dan mereka menikah setahun yang lalu. Ia menganggapnya saat itu saat yang membahagiakan. Bukan membahagiakan untuknya, akan tetapi untuk keluarganya. Terjawab sudah pertanyaan – pertanyaan tetangga ataupun para kerabat yang menanyakan :” Kapan menikah, mbak Risa? “ atau menyindirnya dengan kalimat seperti ini : “ Mbak Risa sudah punya cowok belum sih, kok saya tidak pernah lihat cowoknya? Atau Tante kenalin sama si ini? Atau si itu?”
Aaaaaaarrrrrgh…. ia sudah bosan dengan pertanyaan yang memojokkan dan menyindir seperti itu. Dan akhirnya ia berniat menjawab pertanyaan – pertanyaan itu dengan sempurna. Ia menerima lamaran seorang eksekutif muda yang tampan, keren, sabar, dan yang paling penting, setia. Memang, Oky juga ia kategorikan setia, terlalu setia malah, tetapi Oky tak akan bisa membuat ia dan keluarganya sebahagia ini.Dan mungkin keluarganya akan sangat malu akan hubungan Rida dan Oky.
Ia tersadar sekarang ia menyesal telah mencintainya. Ia dan Oky tak akan mungkin bersatu, memang mereka sangat sama, tapi persamaan itu tak akan membawa mereka menjadi satu. Dan semua hal itu telah Ia katakan kepada Oky setahun yang lalu, tahun terakhir saat Ia memutuskan hubungan mereka.
“ Mengapa tidak bisa, Ri? Kita bisa hidup bersama, kita harus berusaha Sayang..” tentang Oky sambil setengah menangis.
“Tidak akan pernah Ky, kita tidak akan pernah bersatu. Aku cinta kamu, tapi aku tidak sanggup. Sudahlah, lupakan segalanya Ky..” jawabnya.
“Ri, please..”
Ia terdiam sambil membayangkan betapa nelangsanya Oky saat itu. Tapi ia tak bisa melanjutkan hubungan yang tidak jelas ujungnya. Menurutnya, akhir dari suatu hubungan hanyalah : bahagia dengan pernikahan. Tapi mereka tak akan bisa melakukannya. Dan mulai detik itu juga, ia meninggalkan Oky, melupakan segala yang mereka lalui untuk selamanya. Tapi bukan berarti ia tidak tahu selama setahun terakhir ini Oky mencarinya entah dengan cara apa. Tapi telah berulang kali juga ia mengganti nomor handphonenya hanya karena Oky telah mengetahuinya.
“Tiiiiiiin…..Tiiiiiiin!” Suara klakson mobil dari belakang mobilnya sontak menghamburkan lamunannya. Di depannya ternyata telah kosong, mobil- mobil telah berada jauh di depannya. Ia segera memacu gas mobil dengan cepat. Lalu, setelah dirasa jaraknya cukup dengan mobil di depannya, ia berhenti kembali. Kembali beradu dengan kemacetan dan bertanding melawan rasa cemas dan kekhawatiran.
Sambil meremas- remas jarinya ia berpikir, bagaimana kalau ia pulang saja ke rumahnya. Melupakan isi pesan aneh yang sangat mengganggu itu. Lalu menunggu suaminya pulang ke rumah sambil mempersiapkan secangkir kopi panas, dan mempersiapkan telinganya untuk mendengarkan segala cerita dari suaminya. Dan mempersiapkan mulutnya untuk bercerita segala sesuatu yang telah dialaminya pagi ini, termasuk pesan singkat yang aneh itu. Ah tidak, ia tidak sebodoh itu hingga akan melakukan hal itu. Bahkan suaminya tak pernah tahu bahwa ia mempunyai seorang mantan pacar bernama Oky. Oky adalah masa lalunya yang teramat buruk dan dosa.
Ia pernah tinggal serumah dengan Oky selama satu bulan, dan tak ada seorang pun yang merasa curiga akan hubungan tidak wajar itu. Atau orang - orang pikir mereka telah menikah. Bah, guyonan macam apa itu, mereka berdua tak akan bisa menikah!. Tapi ia tak bisa menghindari segala yang telah terjdi padanya dan Oky selalu ia rindukan. Belaian tangannya yang sangat berbeda, pelukannya, dan ciumannya. Semuanya berbeda dengan yang ia alami sekarang. Tapi, ia berusaha menghindarinya.
Ia baru merasakan di dalam mobilnya sedari tadi terasa sangat hampa. Tak ada musik, tak ada apapun yang bisa didengar. Rupanya suara klakson – klakson mobil dari luar menutupi kehampaannya dari dalam mobil. Segera ia menyalakan radio mobilnya, ia mencari – cari stereo mana yang pas, akan tetapi semuanya membosankan, hanya ada musik yang akan membuat hatinya bertambah tak karuan dan cemas. Lalu di sore hari seperti ini kebanyakan menyiarkan berita – berita yang telah terjadi di pagi tadi. Dan akhirnya telinganya tertuju oleh suatu berita yang kedengarannya menarik untuk didengarkan.
“ Para pendengar, sore ini kita sedang berduka. Siang tadi, tepatnya pada pukul 14.00 siang warga di Perumahan Kemuning menemukan jasad seorang wanita di dalam rumah yang berlokasi di Jalan Kemuning raya no 13. Warga terpaksa mendobrak pintu rumah karena mendengar suara jeritan yang sangat keras sebelumnya. Akan tetapi nyawa korban tidak dapat diselamatkan. Diduga penyebabnya adalah bunuh diri. Seluruh tubuh wanita itu digores benda tajam yang sangat dalam, termasuk wajahnya. Warga dan penjaga keamanan sempat kesulitan mengenali siapa wanita itu. Hingga akhirnya diketahui bahwa korban adalah penulis buku yang sangat terkenal baru – baru ini yang bernama Isandra Okyta. Di tangan korban tergenggam kertas yang bertuliskan “ Ri”. Lalu..”
Rida mematikan radio yang dinyalakannya itu dengan kasar. Menghentikan keriuhan dalam mobilnya berganti dengan kesenyapan. Kesenyapan di hatinya dan di akalnya. Ia membisu dan tak dapat menahan diri untuk meneteskan air mata. Ia terlambat, tapi bukankah itu tadi yang diinginkannya? Bukankah ia berniat mengacuhkannya? Air matanya mengalir semakin keras dari kedua matanya. Ia mengakui bahwa ia telah membunuh Oky. Ia membunuh jiwa, raga, dan perasaanya. Ia menangis semakin keras, lama sekali, lalu mengakhirinya dengan senyuman kecil. Ia pembunuh besar yang tersembunyi di dalam hati kecilnya.

2 Jam yang CuKup NyembuHin luka krn 4Hari

Hmmm....


4 hari airmata ini jatuh sia2,,,
terbayar oleh waktu 2 jam saJa...


Seneng...
WalaU sebenarnya hati ini blm merasa Puas...
Tapi itu masih lebih baik...


Thanks buat waktu nya hari ini Pih..

Sabtu, 13 Maret 2010

Apa Yg TerJadi DaLam HiDupKu????

Jika terang itu ada
mengapa yang ku lihat hanya gelap?
Jika nyanyian indah itu ada
mengapa yang ku dengar hany
a tangis dan jeritan semata?
Jika indah itu ada
mengapa buruk yang ku terima?
Jika warna-warni hidup itu ada
mengapa hidupku hanya kelam dan kelabu?
Jika cinta itu bahagia
mengapa cintaku slalu berduka?
Jika mentari itu hangat
mengapa mendung menggelayutiku?
mengapa tak menghangatkan hatiku?
mengapa sinarnya tak mampu menembus pekat awan kelamku?
Jika hujan menyegarkan
mengapa yang kurasa hanya dingin?
mengapa hujan tak mampu menyingkirkan debu-debu liar di hatiku?
Ataukah aku yang kurang
bahkan tak mampu bersyukur?

TErPeraNgKap KeBisuAn


hanya diam yang aku punya
saat seribu pertanyaan menderaku
tersudut pada keadaan
dan waktu terus menyeretku

aku masih saja diam
satu persatu memaksaku berbicara
namun aku hanya bisa diam

biarkan pertanyaan ini tetap,
menjadi pertanyaan selamanya
mengeja lewat sorot mata
serta likuk raut wajah
dan tak akan satu kata pun keluar

sudah,
biarkan aku dalam kebisuan ini
jangan paksa aku bicara
saat ini yang ku butuhkan hanyalah diam

diam.....diam....dan Diam....


HinGga Aku MerasA

Warna-warni itu…
tak tajam tapi menusuk
ketika gerimis datang…
aura untuk merefleksei

Kusadari… diri ini hanya serpihan…
yang tersesat di padang ilalang

Ketika semuanya sama
kurindukan alunannya
yang menghembus ke sanubari
dan membawaku terbang

Hingga aku merasa
tidak kalah tinggi dari awan

Diterangi gemerlap bintang
hamparan angan menuntunku

agar tak gentar melompat
dan tidak lelah berlalri

hingga aku merasa
tidak kalah ringan dari dari daun

PippiiH...

PippiiH...

MimmiiH....

MimmiiH....